Gaya Bahasa

GAYA BAHASA (MAJAS)

  1. A. GAYA BAHASA (GB) PENEGASAN
  1. Inversi

GB. yang diwujudkan dalam kalimat yang predikatnya terletak di depan subjek. Hal ini disengaja untuk memberikan ketegasan.

  • Tertawa ia setelah dibelikan baju baru.
  1. Retoris

GB. yang diwujudkan dalam kalimat Tanya tetapi sebenarnya tidak bertanya.

  • Itukah bukti janji yang engkau ucapkan.
  1. Koreksio

GB. yang menggunakan kata-kata pembetulan untuk mengoreksi kata yang dianggap salah, baik disengaja atau tidak.

  • Setelah acara ini selesai, silakan saudara-saudara pulang, eh maaf, silakan saudara-saudara mencicipi hidangan yang telah disediakan.
  1. Repetisi

GB. penegasan yang mengulang-ulang suatu kata berturut-turut dalam satu wacana.

  • Sekali merdeka, tetap merdek!.
  1. Paralelisme

GB. pengulangan seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi.

Paralelisme dibagi menjadi dua:

a. Anafora, apabila kata yang diulang terdapat pada awal kalimat atau sanjak.

  • sunyi itu duka

sunyi itu kudus

sunyi itu lupa

sunyi itu lampus

b. Epifora, apabila kata yang diulang terdapat pada akhir kalimat atau sanjak.

  • Oh ibu

Yang kurindu adalah kasihmu

Yang kudamba adalah kasihmu

Aku ingin selalu bermanja dengan kasihmu

  1. Enumerasio

GB. penegasan yang menyebutkan beberapa hal yang saling berkaitan membentuk satu kesatuan, dan satu persatu dari tiap-tiap hal tersebut memperoleh tekanan sehingga tampak jelas.

  • Apa yang engkau harapkan dari saya ini, saya orang miskin, yang jelas tidak disenangi orang kampung, yang tidak punya tempat tinggal.
  1. Klimaks

GB. penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin tinggi tingkatannya.

  • Di desa-desa, di kota-kota sampai ke ibu kota, hari proklamasi dirayakan dengan meriah.
  1. Antiklimaks

GB. penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin turun tingkatannya.

  • Jangankan sejuta, seribu, seratus pun tak mau aku memberikan uang itu kepadamu.
  1. Asindeton

GB. penegasan yang menyebutkan beberapa hal berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.

  • Buku tulis, buku bacaan, majalah, Koran, alat-alat kantor semua dapat Anda beli di toko itu.
  1. Polisindeton

GB. penegasan yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan kata penghubung.

  • Piring dan gelas serta sedok yang kotor harus segera dicuci.
  1. Pleonasme

GB. penegasan yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu, karena makna kata tersebut telah terkandung dalam kata yang diterangkan.

  • Ia tidak ingin turun ke bawah.
  1. Tautologi

GB. penegasan yang mempergunakan beberapa kata bersinonim.

  • Kehendak, cita-cita, dan harapanmu itu akan tercapai jika kamu mau berusaha keras.
  1. Praterito

GB penegasan dengan menyembunyikan sesuatu, seolah-olah menyuruh pembaca atau pendengar menerka apa apa yag disembunyikan. Pembicara merahasiakan sesuatu karena yakin bahwa lawan bicaranya akan mengerti maksudnya walaupun tidak diungkapkan secara jelas.

  • Bagaimana cantiknya gadis itu tak perlu saya ceritakan kepadamu. Pendeknya wah! Dan teman-teman pria di kelasnya begitu tergila-gila padanya.
  1. Elipsis

GB yang diwujudkan dalam kalimat elips (kalimat tak lengkap) yaitu kalimat yang predikat atau subjeknya dilesapkan karena dianggap sudah diketahui atau dimengerti oleh lawan bicaranya.

  • “Ali!” à maksudnya supaya Ali berhenti merebut
  • Saya khawatir, jangan-jangan dia …” à kata-katany tidak diteruskan.
  1. Interupsi

GB. penegasan yang mempergunakan kata-kata atau frase yang disisipkan di antara kalimat pokok dan diapit tanda koma (,) dengan maksud untuk menjelaskan sesuatu dalam kalimat.

  • Saya, kalau bukan karena terpaksa, tak mau bertemu dengan dia lagi.
  • Dia, orang yang selama ini tidak kusenangi, tiba-tiba saja berubah sikap, amat baik dan sopan.
  1. Ekslamasio

GB. yang di dalamnya memakai kata seru. Kata seru seperti: wah, amboi, awas, aduh, astaga, oh.

  • Aduh, mana tahan!
  • Awas, ada anjing galak.
  1. B. GAYA BAHASA PERBANDINGAN
  1. Tropen

GB. yang mempergunakan kata-kata yang maknanya sejajar dengan pengertian yang dimaksudkan.

  • Bapak Presiden terbang ke London tadi pagi.
  • Ia menjual suaranya untuk membiayai uang kuliah.
  1. Simbolik

GB. kiasan yang membandingkan Sesuatu dengan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang. Simbol itu bisa berupa (nama) benda, (nama) binatang atau (nama) tumbuh-tumbuhan dan arti symbol itu sudah diketahui oleh umum.

  • Hati-hatilah, dia itu buaya darat.
  1. Antonomasia

GB. yang mempergunakan kata-kata tertentu untuk menggantikan nama seseorang. Kata-kata itu diambil dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang menonjol yang dimiliki oleh orang yang dimaksud, atau bisa juga gelar atau jabatan yang melekat pada orang tersebut.

  • Yang Mulia tidak bisa hadir pada acara itu.
  1. Alusio

GB. perbandingan yang mempergunakan ungkapan-ungkapan, peribahasa, atau sampiran pantun yang sudah lazim dipergunakan orang.

  • Ya terpaksa, tidak ada rotan akar pun jadilah.
  • Aku sudah tahu. Dan semuanya sudah jelas. Maka jangan lagi berlagak kura-kura dalam perahu.
  1. Eufemisme

GB. perbandingan yang menggunakan kata-kata atau ungkapan yang diperhalus agar tidak menyinggung perasaan orang.

  • Harga BBM akan disesuaikan lagi
  • Karena banyak masalah yang dipikirkannya akhirnya ia menderita sakit ingatan.
  1. Litotes

GB perbandingan yang memperendah derajat sesuatu dari keadaan sebenarnya, atau menggunakan kata-kata yang artinya berlawanan dari arti yang dimaksud untuk merendahkan diri.

  • Terimalah baju jelek ini sebagai kenang-kenangan. (baju bagus)
  • Saya bekerja mecari sesuap nasi.
  1. Hiperbola

GB yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal dari yang sesungguhnya.

  • Hampir meledak dadaku menahan amarah.
  • Air matanya mengalir menganak sungai.
  1. Perifrasis

GB yang menggunakan kata-kata lebih banyak dari yang diperlukan. Kata yang berlebihan itu sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja.

  • Ia telah beristirahat dengan damai (meninggal)
  1. Personifikasi

GB yang menggambarkan benda-benda mati atau (barang-barang yang tidak bernyawa) seolah-olah memiliki sifat-sifat manusia, dapat berlaku, bertindak, berpikir, merasa, dan berbicara seperti manusia.

  • Angin malam membelai wajahnya yang ayu.
  1. Sinekdok

GB yang menyebutkan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan atau menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian.

GB sinekdok dibagi dua yaitu:

  1. Pars pro toto ialah sebagian untuk seluruh.
  • Setiap kepala dikenakan sumbangan Rp 5000,00
  1. Totem pro parte ialah seluruh untuk sebagian.
  • Indonesia mengalahkan Cina dengan kedudukan 15:3 dalam pertandingan bulutangkis semalam.
  1. Metonemia

GB penamaan terhadap suatu benda yang mempergunakan nama pabrik, merek dagang, nama penemu, nama jenis, dll.

  • Kami pulang pergi naik kijang
  1. Alegori

GB bercerita yang mengandung kiasan. Bentuk kiasan ini membandingkan manusia dengan gejala alam.

  • Hidup ini lautan. Kadang pasang naik, kadang pasang surut. Belum lagi badai topan melanda tanpa berita. Berhati-hatilah mengarungi lautan ini.
  1. Metafora

GB sejenis analogi yang membandingkan dua hal baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk yang singkat. Perbandingan ini tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, dst.

  • Buah hatinya telah pergi untuk selamanya
  1. Simile

GB perbadingan eksplisit (langsung) menyatakan sesuatu sama dengan yang lain. Biasanya menggunakan kata perbandingan: seperti, bak, laksana, bagaikan, dst.

  • Bibirnya bak delima merekah.
  1. C. GAYA BAHASA PERTENTANGAN
  1. Paradoks

GB pertentangan yang mengandung dua pernyataan yang membentuk satu kalimat, sehingga sepintas lalu tidak masuk akal.

  • Dia selalu merasa sepi di kantor yang ramai ini.
  1. Antitesis

GB pertentangan yang menggunakan paduan kata-kata yang artinya bertentangan.

  • Suka duka, susah gembira akan kita hadapi berdua dengan penuh pengertian.
  1. Anakronisme

GB yang mengandung uraian atau pernyataan yang tidak sesuai dengan sejarah atau zaman tertentu.

  • Candi Borobudur dirancang oleh nenek moyang kita dengan menggunakan komputer.
  1. Kontradiksio in terminis

GB yang mengandung pertentangan atau pengecualian. Apa yang dikatakan, disangkal lagi oleh ucapan yang diucapkan kemudian.

  • Suasana sepi, hening sekali, tak ada seorang pun yang berbicara, hanya jam dinding yang terus kedengaran berdetak-detik.
  1. Okupasi

GB pertentangan yang mengandung bantahan dan penjelasan.

  • Udin sebenarnya anak yang cerdik, namun karena kemalasannya, maka dia mendapat nilai yang paling rendah.
  1. D. GAYA BAHASA SINDIRAN
  1. Ironi

GB sindiran yang ingin mengatan sesuatu dengan makna atau maksud yang berlawanan dari apa yang diucapkan. Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus.

  • Siang benar kamu pulang. (siang benar maksudnya larut sekali)
  1. Sinisme

GB seperti ironi, tetapi lebih kasar.

  • Sunggu merdu suaramu, rasanya pecah anak telingaku mendengarnya.
  • Harum benar bau badanmu, tolong agak bergeser sedikit.
  1. Sarkasme

GB sindiran yang menggunakan kata-kata kasar. (sindiran lebih tajam dari irono dan sinisme). Gaya bahasa ini biasanya digunakan untuk menyatakan kemarahan.

  • Cih, muak aku melihat gayamu
  1. Antifrasis

GB ironi yang menggunakan kata atau ungkapan yang maknanya berlawanan.

  • Aduh, kamu sekarang kok rapi sekali sih? (Dalam kenyataannya orang tersebut berpenampilan berantakan)
  1. Inuendo

GB sindiran yang mempergunakan pernyataan yang mengecikan kenyataan sebenarnya.

  • Ia menjadi kaya raya lantaran mau sedikit korupsi.

Pengembangan Paragraf

PENGEMBANGAN PARAGRAF

 

Gagasan Utama

Gagasan utama bacaan adalah hal yang dibahas atau diungkapkan dalam bacaan. Gagasan diungkapkan dengan kata atau frase. Letak gagasan utama di awal paragraf (deduktif), di akhir (induktif), atau di awal dan di akhir (deduktif-induktif). Dalam paragraf berjenis narasi dan deskripsi gagasan utama dapat tersebar di seluruhkalimat.

Contoh 1:

Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula. Cara yang dapat dilakukan dengan menampilkan tokoh kartun, boneka, badut yang lucu, tetapi mengandung unsur pendidikan. Tokoh binatang yang cerdik pun dapat pula mewakili pesan moral. Misalnya, kancil menipu buaya atau sejenisnya. Tokoh orang bertubuh raksasa, tetapi sangat baik terhadap sesama.

Gagasan utama paragraf tersebut terdapat di awal paragraf (deduksi), yaitu bacaan yang baik untuk anak.

 

Contoh 2:

Sudah ada ide, tetapi sukar untuk dituangkan. Selalu dihadapkan dengan persoalan apa yang hendak ditulis? Seberapa panjang tulisan yang akan ditulis. Keringnya pengetahuan terhadap topik yang hendak dikembangkan. Demikianlah pengalaman seseorang pada awal belajar menulis.

Gagasan utama paragraf terdapat di akhir (induksi), yaitu pengalaman belajar menulis.

 

Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas

Kalimat utama, ialah kalimat yang berisi masalah/ kesimpulan sebuah paragraf. Letaknya dapat di awal paragraf (deduksi), di akhir (induksi), atau di awal dan dinakhir (deduksi-induksi).

Kalimat penjelas, ialah kalimat yang berisi penjelasan terhadap hal yang dinyatakan dalam kalimat utama atau berisi hal-hal khusus.

contoh:

Banyak orang membaca sebuah bacaan dengan tujuan ingin mendapatkan informasi dari bacaan tersebut. Informasi yang ingin diperoleh mungkin sudah pernah didengar, tetapi ingin lebih meyakinkan lagi dengan membaca langsung. Membaca bacaan berisi informasi yang pernah dibaca sebelumnya dan ingin mengingat lagi informasi itu lebih baik. Apalagi membaca suatu bacaan yang berisi informasi baru, tentu akan dicermati dengan baik atau mungkin akan

mencatat informasi tersebut.

Kalimat yang tercetak miring dalam bacaan tersebut berupa kalimat utama dan kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat penjelas.

 

Jenis Karangan

  1. eksposisi, ialah karangan yang berisi penjelasan-penjelasan atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.

Contoh:

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara teliti atau membaca secara seksama bacaan berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat dan rinci. Misalnya, mengetahui hal-hal yang diperlukan.

 

  1. argumentasi, ialah karangan yang berisi pendapat yang disertai Pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterima kebenarannya.

contoh:

Air yang tergenang seperti di kaleng-kaleng bekas dan di selokan harus dibersihkan. Air yang tergenang itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi sarang nyamuk. Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di genangan air tersebut.

 

  1. persuasi, ialah karangan yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang-orang tertentu, kelompok, atau masyarakat tentang sesuatu. Agar hal yang disampaikan itu dapat mempengaruhi orang lain, harus pula disertai penjelasan dan fakta-fakta.

contoh:

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

 

  1. narasi, ialah karangan yang berisi cerita, ada pelaku, peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya.

contoh:

Hafiz terkejut mendengar suara kemenakannya itu. Dengan segera ditariknya tali timba pengangkat tanah, tempat Abdullah bergantung. Ketika itu tampaklah oleh Hafiz mata air berbusa-busa naik ke atas dengan cepat, besar, dan jernih. . . .

 

  1. deskripsi, ialah karangan yang berisi pengalaman suatu yang dilihat, dirasa, didengar, dialami, dan sebagainya, sehingga membuat pembaca seolah-olah melihat merasa, mendengar, mengalami, dan sebagainya, apa yang digambarkan tersebut (memfungsikan pancaindra si pembaca).

contoh:

Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit berkerlap-kerlip memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkir mengusik sepinya malam.

Pendeskripsian tersebut mengaktifkan indra penglihatan/ mata, perasa/ peraba, dan pendengaran/ telinga.

 

Tanggapan Isi Bacaan

Setelah membaca sebuah bacaan, kita sering memberi komentar positif atau negatif terhadap isi bacaan tersebut. Pemberian komentar itu disebut dengan tanggapan terhadap isi bacaan. Tetapi, sebuah tanggapan haruslah logis.

Contoh:

Membaca pemahaman sangat penting dibandingkan dengan kemampuan berbahasa lainnya. Misalnya, kemampuan mendengar. Mendengarkan sesuatu sangat terbatas jangkauannya seperti waktu, tempat, dan sebagainya. Tetapi, dengan membaca pemahaman dapat dilakukan di mana dan kapan pun, serta dapat dilakukan sewaktuwaktu, serta dengan cepat dapat menangkap isi bacaan.

 

Tanggapan yang sesuai dan logis dengan isi bacaan tersebut adalah:

a. Memang diperlukan kemampuan membaca pemahaman untuk memahami dengan cepat isi bacaan, atau

b. Memang benar membaca pemahaman efektif dilakukan untuk memperolehinformasi dengan cepat.